"GOL!" Teriak seluruh siswi secara bersamaan saat Irgi berhasil memasukkan bola ke gawang lawan.
Kenalin, Irgi Irsyandi, kapten kesebelasan klub sepak bola sekolah. Ia termasuk dalam daftar cowok-cowok yang paling keren seantero Smanda, plus diidolakan cewek-cewek. Bisa dilihat dari betapa banyaknya siswi yang rela kepanasan di tepi lapangan demi melihat langsung Irgi bermain. Termasuk di antara mereka, ada Nuna dan sahabatnya, Kinang. Tentu saja, Nuna adalah salah satu fansnya Irgi.
Bukan cuma fans, Nuna sungguh menyukai Irgi dari pertama kali masuk sekolah sampai semester satu kelas tiga ini. Hanya saja, Nuna tidak tahu bagaimana menjadi dekat dengan Irgi, selain say hallo saat mereka tidak sengaja bertemu. Terlalu banyak saingan dan Nuna tidak melakukan apa pun untuk mengalahkan para pesaingnya. Tapi Nuna berharap suatu hari nanti, Irgi berbalik menyukainya.
"Na, gue beli minum dulu ya. Haus nih," ujar Kinang sambil menyeka keringat yang membasahi keningnya.
"Ok. Gue titip air mineral ya," balas Nuna yang tenggorokannya pun sudah terasa kering.
Matahari kali ini sungguh tidak bersahabat. Panas banget. Jika bukan karna Irgi yang bermain, Nuna tidak akan mau berdiri panasan di antara cewek-cewek yang ramai mengelu-elukan nama Irgi. Sedangkan Kinang, seperti halnya Nuna, Kinang juga mengincar salah satu anak bola, tapi bukan Irgi. Tentu saja, Nuna dan Kinang tidak mungkin bersaing memperebutkan cowok yang sama.
Selang beberapa menit kemudian. Sebuah botol air mineral disodorkan pada Nuna, lalu disambutnya dan langsung diteguknya sampai tersisa setengah.
"Makasih, Nang," ujar Nuna tanpa mengalihkan pandangannya dari Irgi yang sedang mengoper bola. Bersamaan dengan itu, Nuna merasa adem. Hausnya pun sudah hilang. Ditambah lagi, ia tidak merasa kepanasan. Lho, kok bisa? Sontak, Nuna mendongkak ke atas, menampakkan warna merah dari payung yang melindungi tubuhnya dari panas sinar matahari.
"Elo?" jerit Nuna terkejut. Tahu-tahu saja, Arga sudah berdiri di sebelahnya dengan satu tangannya memegang payung.
"Hai pacar aku," sapa Arga sok manis.
"Elo ngapain di sini? Pakai bawa payung segala, gue nggak butuh." Nuna mendorong tubuh Arga menjauh.
"Jangan jauh-jauh, nanti pacar aku kepanasan," kata Arga lagi sambil mengatur posisi agar payungnya bisa berada tepat di atas kepala cewek itu.
"Gue udah bilang ya, gue nggak mau jadi pacar elo. Pergi sana!"
"Nggak mau. Kan kita lagi romantisan, sepayung berdua."
"Idih! Ogah gue. Mending gue kabur." Nuna berbalik, tapi Arga seketika menghalangi jalannya.
"Tetap di sini pacar aku. Kalau nggak, aku akan teriak sampai semua orang tahu kalau kamu pacar aku," ancam Arga.
"Huh, menyebalkan." Nuna bersungut kesal. Ancaman Arga berhasil. Tapi sebenarnya, Arga hanya tidak mau Nuna pergi karna dirinya.
Nuna berdoa dalam hati, berharap Kinang secepatnya datang agar ia bisa mengusir Arga dari situ. Tapi lama menunggu, Kinang tidak juga muncul. Nuna merasa tidak nyaman berduaan dengan Arga seperti ini. Sekalipun sebenarnya mereka berada di tengah keramaian. Fokus Nuna ke Irgi pun sudah hilang. Ditambah lagi, anak-anak mulai melirik ke arah mereka. Ada yang iri, kagum dan juga patah hati. Maklum-lah, Arga dan Nuna punya penggemar tersendiri.
"Masih mau minum pacar aku?" tanya Arga membuka obrolan, melihat Nuna hanya diam saja dengan wajah cemberut.
"Nggak." Nuna membuang muka.
Arga sendiri mulai bosan, apalagi tangan kanannya mulai penat karna sedari tadi memegang payung. Tapi jika tidak begitu, Nuna akan kepanasan. Bahkan demi cewek itu, Arga rela sebagian bahunya terkena panas matahari yang menyengat karna payung itu tidak cukup besar untuk memayungi mereka berdua dengan posisi Nuna yang sedikit menjaga jarak darinya.
Nuna mengeluarkan ponselnya, lalu masuk ke aplikasi WhatsApp.
Nuna Kasandra : Nang, elo beli minum keluar negeri? Kok lama benget sih?
Pesan itu dikirim Nuna ke Kinang.
Nuna Kasandra : Cepetan, Nang!
Sekali lagi, Nuna mengirim pesan pada Kinang.
"Percuma, Kinang lagi sibuk," jawab Arga sok tahu. Membuat Nuna mengangkat kepalanya dari layar ponsel.
"Jangan bilang, ini ulah elo?” tuduhnya langsung. “Elo apain sahabat gue?"
"Nggak aku apain. Cuma, aku suruh main dulu di ruangan latihan band kalian. Terus, aku kunci di sana. Kunci sama HP Kinang, aku sita," jawab Arga tanpa rasa bersalah.
"Kok elo jahat banget sih sama sahabat gue?"
"Tenang pacar aku. Bentar lagi pasti juga Obi atau Laras akan bukain pintu buat Kinang."
Nuna menghembus nafas berat. Ia tidak tahan lagi. Tingkah Arga sungguh menjengkelkan. Tapi cowok itu seolah tidak masalah sama sekali dan itu bikin Nuna kehilangan kesabarannya.
"Gue bukan pacar elo!" teriak Nuna sedikit keras, wajahnya memerah karna marah. Namun, tanpa ia sadari sebuah bola melayang tepat ke arahnya. Nyaris saja bola itu mengenai Nuna, tapi keburu Arga meraihnya ke dalam pelukan.
BUK!
Bola itu menghamtam keras punggung Arga. Sakit? Iya. Semua mata langsung tertuju ke arah mereka.
"Pacar aku nggak pa-pa?" tanya Arga pada Nuna sambil menahan ngeri di punggungnya.
Nuna diam, masih shock.
"Pacar aku nggak pa-pa, kan?" tanya Arga lagi, memastikan cewek itu baik-baik saja. Karna itulah yang terpenting baginya.
Nuna mengangguk pelan.
"Sorry Nuna, gue nggak sengaja," kata seorang cowok yang memakai baju bola, setengah berlari menghampiri mereka.
Arga menoleh, lalu menyerahkan payungnya pada Nuna.
"Elo bisa main nggak sih?" teriak Arga seraya mencengkeram baju cowok itu. "Cewek gue hampir terluka karna elo!"
"Sorry Ga, gue nggak sengaja," balas cowok itu, takut. Ia kenal siapa Arga, selain playboy, Arga terkenal suka berantem. Arga tidak segan-segan menghajar siapa pun yang mencari masalah dengannya.
"Udah Ga, dia udah minta maaf," kata Nuna sambil berusaha menarik tangan Arga dari cowok itu.
Arga melirik Nuna. "Nggak ada yang boleh nyakitin pacar aku. Siapa pun itu, aku nggak akan tinggal diam!"
Nuna terpana mendengar ucapan Arga itu. Bahkan, ia tidak bisa berbuat apa-apa ketika Arga mengepalkan tangannya, bersiap memukul.
"Santai, bro," kata sebuah suara. Dan itu adalah suara Irgi yang sudah berdiri di depan mereka.
"Elo jangan ikut campur!" kecam Arga tidak suka.
"Gue kaptennya di sini. Gue nggak akan tinggal diam jika terjadi sesuatu. Lagian, Alfa nggak sengaja. Dia juga udah minta maaf."
Arga tersenyum sinis. Lalu, mendorong tubuh Alfa sampai terjungkal ke tanah.
"Jangan sok jadi pahlawan kesiangan." Arga maju dan menatap tajam pada Irgi.
"Bukannya elo yang berlagak menjadi pahlawan?" balas Irgi, tenang.
"Jangan bikin gue lupa siapa kita!" kata Arga lagi dengan nada tinggi.
"Hmn... lihat sekitar elo. Jangan mempermalukan diri elo sendiri di sini."
Arga tersadar. Ia tengah menjadi pusat perhatian.
"Bilang sama teman elo, minta maaf yang tulus sama pacar gue," pinta Arga, memaksa.
"Siapa yang elo sebut pacar?" tanya Irgi, bingung.
Arga menoleh. Nuna sudah menghilang. Yang tersisa, hanyalah payungnya yang jatuh ke tanah.
Judul Novel : ACCEPT ME AS YOUR BOYFRIEND
Penulis : RAYA MIPI
Genre : FIKSI REMAJA
Jumlah Bab : 27 BAB
Baca gratis di : CABACA.ID
0 komentar:
Posting Komentar