-Petualangan menyembuhkan Hati yang
luka-
Judul :
Gadis Penenun Mimpi & Pria yang Melipat Kertas Terbang
Penulis :
Gina Gabrielle
Cover
design : Uly Novita
Andian Siahaan
Ada
sebuah legenda yang membuatku penasaran.
Konon
katanya, pada suatu tidur, kau bisa sampai ke suatu tempat yang disebut Ujung
Pelangi. Di sana ada seorang gadis dengan wajah tertutup cadar yang akan
menenunkan Mimpi untukmu.
Jika
benar-benar ada yang bisa menenun Mimpi, aku ingin menemuinya. Sudah lama sejak
terakhir aku melihat Mimpi.
Tapi
sepertinya itu hanyalah kabar angin belaka. Bagaimana mungkin Mimpi bisa
ditenun?
Dongeng ini berkisah tentang Kura-Kura
Pengelana yang melakukan petualangan panjang demi menyembuhkan Hati-nya yang
luka. Kura-Kura Pengelana tidak sendirian, ia didampingi oleh seekor burung
berdasi kupu-kupu. Burung mungil yang suka menampilkan ekspresi nan angkuh dan
kaku, Ahem... burung itu bernama Kol.Ibri.
Dalam petulangan Kura-Kura Pengelana, ia
melihat banyak hal yang tak biasa dan mengunjungi tempat-tempat yang tak biasa.
Seperti halnya Istana Masa Kini, Kastil Masa Lalu, Negeri Bawah Danau, Liang
Hati Terdalam, Pintu Masa Depan, Hutan Kabut dan berakhir di Ujung Pelangi,
tempat tinggal Gadis Penenun Mimpi.
Dongeng ini juga berkisah tentang Gadis
Penenun Mimpi yang merelakan Hati-nya hancur berkali-kali demi menyempurnakan
bahan untuk menenun Mimpi dan memberi Mimpi kepada orang lain. Ada empat bahan
untuk menenun Mimpi, yaitu Benang Perasaan, yang dipintal bersama keberanian
dan kepercayaan. Warna Keajaiban. Kegigihan. Yang kempat dan yang terakhir
adalah Hati yang penuh cinta kasih milik Gadis Penenun Mimpi.
Lalu, ada kisah lainnya. Kisah tentang
Putri Boneka yang lelah dituntut untuk sempurna oleh Raja dan Ratu Istana Masa
Kini. Kisah tentang Pangeran Landak yang dicintai tidak tulus, bahkan oleh
kedua orangtuanya sendiri. Kisah tentang Pangeran Harimau Putih dan Dayang
Tikus dari Negeri Bawah Danau.
Dan yang paling menarik perhatianku
adalah kisah makhluk yang disebut Perasaan Tanpa Nama yang senang bersembunyi
di Liang Hati Terdalam. WAH... PERASAAN? TANPA NAMA? Perasaan seperti apakah
itu? Aku bahkan jadi bertanya-tanya. Dan ada sebuah nyanyian untuk
meninabobokan Perasaan Tanpa Nama dengan penuh cinta.
"Memang
terkadang cinta itu sulit.
Terkadang
cinta harus menunggu.
Terkadang
cinta tidak terbalas.
Terkadang
cinta berurai air mata.
Aku suka cara bercerita penulis. Setiap
kata-katanya mengalir ringan dan mudah dicerna. Dan yang paling bikin aku salut, sang
penulis rajin menyapa pembaca lewat sapaan lembut “Teman, Temanku, Temanku yang
baik.”
-
Temanku
yang baik, bila aku boleh memberi saran,
Bacalah
kisah ini dalam ketenangan malam hari.
Biar
bagaimanapun, Warna Keajaiban lebih nyata
Disela-sela
pekatnya gelap malam.
-
Hingga saat ini, aku sudah membaca
ratusan cerita, tapi baru kali, ada penulis yang ramah. Temanku, rasanya
menyenangkan disapa seperti itu sebagai pembaca. Ini juga pertama kalinya aku
membaca buku karya Gina Gabrielle. Tidak sabar, menunggu karya berikutnya.
Sebagai penutup...
Temanku, biar aku beritahu beberapa hal
menarik dari dongeng ini dan kuharap kau akan langsung tertarik menajadikan
buku ini temanmu. Lepas dari kisah-kisah yang kuceritakan diatas, dongeng ini
memberitahuku, bahwa Hati bisa terluka dengan cara yang berbeda. Bahwa Hati,
juga bisa sembuh dengan cara yang berbeda. Lalu, bagaimana cara mencintai
dengan benar?
Penasaran?
Mungkin aku lupa membahas tentang Pria
yang Melipat Kertas Terbang. Siapakah Pria Itu? Mereka yang kembali dari Lembah
Es sering bercerita tentang pria yang tak sanggup menanggung luka Hati, lalu
akhirnya membekukannya dan menjadi penghuni abadi lembah itu. Mereka bilang,
lama-kelamaan ia pun berubah menjadi es. Lantas hancur, dan menjadi
serpihan-serpihan dingin tak berarti yang berhamburan ditiup angin. Akhir yang
sedih, bukan?
"Teman, saat kau tidak tahu apa yang
harus kau lakukan,
kau akan mencoba segalanya.
Bahkan hal yang paling tidak
masuk akal sekalipun.
Hlm 9."
Hanya saja, bukan begitu akhir
ceritanya. Aku tahu apa yang sebenarnya terjadi. Kau juga akan tahu, sebentar
lagi, saat kau membaca kisahnya sendiri.
-
Skala 1 sampai 10, dongeng ini kuberi
nilai 9,5. Kenapa tidak 10?
Temanku, tidak ada yang sempurna didunia ini.